Halaman

Rabu, 23 Februari 2011

Pemboman Dresden, Pembantaian Keji Sekutu atas Jerman


Pemboman Dresden, Pembantaian Keji Sekutu atas Jerman
Selama ini kita hanya mendapatkan informasi sepihak mengenai Perang Dunia II, yaitu informasi dari pihak pemenang, yaitu sekutu Amerika-Inggris-Perancis-Uni Sovyet dan negara-negara ZOG (zionist occupied goverments) lainnya. Kita jarang sekali, kalau tidak bisa dikatakan tidak pernah, mengetahui dari sudut pandang lawan sekutu, yaitu Jerman-Italia-Jepang. Kita misalnya tidak pernah mengetahui motif Hitler membiarkan ratusan ribu Tentara Ekspedisi Inggris yang terkepung di Dunkirk, Perancis, melarikan diri kembali ke Inggris. Kita tentu saja juga jarang, kalau tidak dikatakan tidak pernah, mendengar tentang peristiwa Pemboman Dresden meski itu adalah sebuah peristiwa paling memilukan dalam Perang Dunia II.

Dresden pada tahun 1945 adalah kota yang indah dengan 650.000 penduduknya yang ramah tamah. Pada tgl 13 Februari 1945 kota ini dipenuh sesaki oleh sekitar 750.000 pengungsi Jerman yang melarikan diri dari kekejaman tentara komunis-yahudi Uni Sovyet. Mereka berkemah di taman-taman dan tanah lapang yang ada, bahkan di trotoar dan jalan-jalan. Mereka merasa aman di sana karena Dresden bukan kota yang memiliki fasilitas militer target serangan musuh. Sebaliknya Dresden adalah "kota rumah sakit" yang memiliki 25 rumah sakit dan fasilitas medis besar. Mereka juga sadar bahwa menurut hukum internasional, kota mereka tidak mungkin menjadi sasaran serangan militer sebagaimana Jerman juga tidak pernah menyentuh "kota-kota pendidikan" Inggris seperti Oxford dan Cambridge.

Namun anggapan mereka keliru. Pada jam 10.15 malam sebanyak 800 pesawat bomber dan pesawat-pesawat tempur pengawal Inggris memenuhi langit Dresden dan menumpahkan berton-ton bom penghancur. Ribuan orang tewas maupun luka-luka dalam satu serangan tersebut. Saat pesawat-pesawat itu menghilang dari langit, penduduk dan pengungsi yang selamat keluar dari persembunyian untuk memberikan pertolongan para korban. Demikian juga ribuan penolong dari kota-kota dan desa-desa sekitar bergegas menuju Dresden. Mereka tidak pernah membayangkan peristiwa tragis yang baru saja terjadi. Tentu saja mereka juga tidak pernah menyangka bahwa berhentinya serangan hanya tipuan belaka. Karena saat jalan-jalan dipenuhi para penolong dan korbannya, gelombang kedua serangan udara Inggris kembali datang.

Serangan kedua memberikan dampak kehancuran yang lebih besar dari kota yang masih dipenuhi bara api oleh serangan pertama itu. Api berkobar lebih hebat lagi membakar. Demikian hebat kebakaran tersebut dan panas yang ditimbulkannya hingga para penolong dari luar kota kesulitan untuk memasuki kota. Sementara ribuan penduduk Dresden dan pengungsi terbakar hidup-hidup hingga ke tulang.

Cerita tentang kengerian peristiwa itu tidak terkatakan. Saat anak-anak kecil yang terpisah dari orang tuanya terjebak di dalam genangan aspal yang meleleh karena panas. Atau saat anak-anak kecil terinjang-injak oleh orang-orang yang berebut jalan menyelamatkan diri. Hal seperti ini tentunya tidak pernah dialami rakyat Inggris, Amerika dan sekutu-sekutunya.

Bencana kemanusiaan ini belum berhenti karena keesokan harinya giliran Amerika unjuk gigi. Sebanyak 400 pesawat pembom menumpahkan muatannya dan pesawat-pesawat tempur menembaki orang-orang di jalanan termasuk para tenaga medis yang tengah merawat pasiennnya di sepanjang tepi Sungai Elbe.

Namun itu semua masih belum berakhir karena tiga serangan lanjutan telah direncanakan tentara sekutu: 15 Februari, 3 Maret, dan 17 April 1945 dengan total pesawat pengebom mencapai 1.172 unit. Korban tewas diperkirakan mencapai 400.000 jiwa, atau bahkan lebih. Dan karena Jerman tidak memiliki cukup orang untuk melakukan evakuasi, mayat-mayat hanya disemprot dengan disinfektan atau api kemudian dikubur bersama reruntuhan bangunan.

Sebagaimana ditulis oleh Jendral Patton, kamandan pasukan sekutu yang berhasil mengalahkan dan menduduki Jerman, dalam buku hariannya, pemerintahan sipil sekutu, terutama Amerika dan Inggris, secara sistematis berupaya melakukan pembersihan etnis terhadap warga kulit putih Jerman, semata-mata dengan motif balas dendam orang-orang yahudi kepada mereka. Antara 800.000 sampai 1,1 juta tawanan perang Jerman dibiarkan tinggal di kamp tawanan tanpa atap dan alas selama berbulan-bulan menahan kelaparan, kepanasan dan kedinginan. Warga sipil Jerman diusir dari rumah-rumah mereka untuk diisi oleh orang-orang yahudi yang didatangkan dari Uni Sovyet dan Eropa Timur. Sekitar 500.000 tawanan perang lainnya, sipil maupun militer, dikirim ke Siberia untuk menjalani kerja paksa. Bagi para wanita Jerman, masa-masa terakhir regim Nazi adalah neraka sesungguhnya. Mereka hanya mempunyai dua pilihan: diperkosa oleh tentara Uni Sovyet atau dibom oleh pesawat pembom Amerika dan Inggris.

Diperkirakan sekitar 5 juta warga Jerman secara sistematis dibiarkan mati kelaparan selama 5 tahun setelah perang oleh tentara sekutu yang menduduki Jerman.

Dan karena yahudi mengontrol pemerintahan dan media massa barat, bahkan warga Jerman sendiri tidak banyak mengetahui tentang tragedi Dresden. Yahudi menginginkan hak eksklusif sebagai korban perang, hingga meski korban perang justru bukan orang yahudi, mereka terus saja mengkampanyekan "holocoust". Tujuannya tentu agar mereka bisa tetap terus "memeras" seluruh masyarakat di dunia. Hingga kini misalnya, negara-negara barat terus memberikan bantuan "kompensasi korban perang" kepada Israel. Pada dekade 90-an, ketika memori rakyat Eropa tentang "holocoust" meredup, orang-orang yahudi dibawah koodinasi World Jewish Association mengkampanyekan "holocoust" yang oleh pengkritiknya disebut sebagai "holocoust industry". Mereka memeras perbankan Jerman dan Swiss dengan dalih mendapatkan keuntungan ilegal dari dana-dana masyarakat yahudi yang hangus selama perang, hingga dalam sekali tepuk berhasil meraup miliaran dolar. Namun, seperti biasa, dana kompensasi itu sebagian besar justru masuk ke kantong pribadi tokoh-tokoh yahudi, bukan para korban perang sebenarnya.

"Holocoust industry" adalah upaya-upaya sistematis orang-orang yahudi untuk melanggengkan kenangan palsu "holocoust" sembari mendapatkan keuntungan melimpah darinya. "Holocoust industry" termasuk museum-museum holocoust di beberapa negara barat, pendidikan "holocoust", LSM-LSM, buku-buku, film-film dan sebagainya. Film-film Hollywood tentang Perang Dunia II hampir pasti juga bagian dari "holocoust industry".

Ketika rakyat Ukraina ingin memperingati peristiwa "Holomador", lobi internasional yahudi menolaknya dengan keras. "Holomador" adalah "etnis cleansing" terhadap rakyat Ukraina oleh regim komunis Uni Sovyet yang didirikan dan dijalankan secara eksklusif oleh orang-orang yahudi. Ukraina yang adalah lumbung gandum mengalami bencana kelaparan massal yang menewaskan sekitar 7 juta penduduknya karena hasil panen dirampas oleh regim komunis sebelum terjadinya Perang Dunia II. Mereka juga menentang peringatan pembantaian etnis Armenia oleh Kemal Attaturk, seorang yahudi "domne" Turki.

Tujuan lainnya agar hak eksklusif korban perang hanya menjadi milik yahudi adalah untuk memberi alasan mereka melakukan terorisme terhadap rakyat Palestina. Mereka berharap masyarakat dunia memaklumi pendudukan yahudi atas Palestina karena "yahudi membutuhkan negeri sendiri" setelah mengalami "holocoust".

-------------------------------------------------------------------------
Ref:
Richard Odorfer; "Destruction of Dresden: Man’s worst massacre"; Herald-Zeitung; 13 February 2011 dalam truthseeker.co.uk; 15 Februari 2011.

Rabu, 02 Februari 2011

Senjata Italia

Bolt-Action

















Italian Carcano

Weight: 8 lb 9 oz (3.8 kg) (unloaded)
Length: 49.5 in (1295 mm)
Barrel length: 30.7 in (780 mm)
Cartridge: 6.5x52mm Mannlicher-Carcano and 7.35x51mm Carcano (some in 7.92x57mm Mauser)
Action: Bolt-action
Muzzle velocity: 2,300 ft/s (700 m/s)
Effective range: c. 656 yards (600 m)
Feed system: 6 round integral magazine, loaded with an en-bloc clip




Sub Machine Gun



Italy
Beretta Model 38


Weight: 3.3 kg
Length: 800 mm
Barrel length: 315 mm
Cartridge: Cartuccia Modello 38/9x19mm Parabellum
Action: blowback
Rate of fire: 600 round/min
Muzzle velocity: 429 m/s (1,407.12 ft/s)
Feed system: 10, 20, 30 or 40 round box magazine













Machine Gun


Italy
Breda M37

Weight 17.5 kg
Length 1270 mm
Cartridge 8x59mm RB Breda
Action gas-operated
Rate of fire 460 round/min maximum, 250 rounds/min sustained
Muzzle velocity 900 m/s (2,952 ft/s)
Effective range 1000 m
Feed system 20 round strip



Breda 30


Weight 10.6 kg
Length 1230 mm
Barrel length 450 mm
Cartridge 6.5x52mm Mannlicher-Carcano
Action blowback
Rate of fire ~ 500 round/min
Muzzle velocity 630 m/s (2,066.4 ft/s)
Effective range 800 m
Maximum range 3000 m
Feed system 4 stripper clips of 5 round stripper clip = 20 rounds





HandGun



Italy
Beretta M 1934


* Weight: 750 g (26.4 oz)
* Length: 150 mm (5.91 in)
* Barrel length: 88 mm (3.46 in)
Cartridge: .380 ACP (9×17mm Browning Short)
Action: blowback
Muzzle velocity: 1,000 ft/s (304.8 m/s)
Feed system: 7-round detachable box magazine










Senjata Jepang

 Bolt-Action


Japanese Arisaka


Length: 50 in (1270 mm) long version
Barrel length: 31.4 in (798 mm) long version
Cartridge: 6.5x50mm Arisaka, 7.7x58mm Arisaka
Action: Mauser-Type Straight Bolt
Rate of fire: N/A
Muzzle velocity: 2400 ft/s (730 m/s)
Effective range: 400 m
Feed system: 5-Round Internal Magazine
Sights: Sliding Tangent Rear Sight with Anti-Aircraft Calipers, Covered Fixed-Post Front Sight, Factory-Zeroed Scopes on Sniper Variants





Sub Machine Gun

Japanese
Type 100





 Machine Gun

Japanese
Type 99


Weight : 11.4 kg
Length : 1181 mm
Barrel length : 550 mm
Cartridge: 7.7x58mm Arisaka
Action: Gas-operated
Rate of fire: 250 to 900 round/min
Muzzle velocity: 715 m/s (2,300 ft/s)
Feed system: 30 round detachable box magazine




HandGun

Japanese
Nambu


Weight: 900 g (1.98 lb) unloaded
Length: 230 mm (9.06 in)
Barrel length: 117 mm (4.61 inches)
Width: 720 g
Cartridge: 8x22mm Nambu
Caliber: 8 mm
Action: recoil-spring
Muzzle velocity: 950 ft/s (289.6 m/s)
Feed system: 8 round box magazine


===

Anti Tank Rifle

Type 97 20 mm (Japanese)

Weight 59 kg
Length 2.06 m
Barrel length 1200 mm
Caliber 20 x 124 mm
Action Gas-operated
Rate of fire 12 round/min
Muzzle velocity 750 m/s (2,460 ft/s)
Feed system 7 round detachable box magazine





 Grenade

Japanese Type 91-50 mm Grenade

Senjata Api


 Bolt-Action

 













German Mauser K98

Weight: 3.7 kg (8.2 lb) - 4.1 kg (9.0 lb)
Length: 1,110 mm (43.70 in)
Barrel length: 600 mm (23.62 in)
Cartridge: 7.92x57mm IS
Action: Bolt-action
Muzzle velocity: 760 m/s (2,493 ft/s)
Effective range: 500 m (547 yd) (with iron sights), 800m (875 yd) (with optics)
Feed system: 5-round stripper clip, internal magazine
Sights: iron sights. Telescopic sight.


Semi-Automatic Rifle


German G-43 / K-43

Weight: 4.1 kg (9.7 lb)
Length: 1130 mm
Barrel length: 546 mm (21.5 inches)
Cartridge: 7.92x57mm Mauser
Action: Gas-operated
Muzzle velocity: 775 m/s (2,328 ft/s)
Effective range: 500 m
Feed system: 10-round detachable box magazine
Sights: iron sights, ZF 4 optical sight



===


Sub Machine Gun

German
MP-40


Weight: 4 kg (8.82 lb)
Length: 833 mm (32.8 in) stock extended / 630 mm (24.8 in) stock folded
Barrel length: 251 mm (9.9 in)
Cartridge: 9x19mm Parabellum
Action: Straight blowback, open bolt
Rate of fire: 550 rounds/min
Muzzle velocity: ~380 m/s (1,247 ft/s)
Effective range: 100 m
Maximum range: 200 m
Feed system: 32-round detachable box magazine
Sights: Hooded front blade, fixed and flip-up U-notch rear




 Machine Gun


German
MG-34


Weight
* 12.1 kg (26.7 lb)
* 19.2 kg (42.3 lb) (with tripod)
Length
* 1,219 mm (48 in)
Barrel length
* 627 mm (24.7 in)
Cartridge: 7.92x57mm Mauser
Action: Recoil operated
Rate of fire: 800-900 rounds/min
Early versions: 600 - 1000 rounds/min selectable on pistol grip.
MG34"S" : 1,700 rounds/min.
MG34/41 : 1,200 rounds/min.
Muzzle velocity: 755 m/s (2,477 ft/s)
Feed system: 50/200-round belts or 75-round drum magazine
Sights: Iron sights






MG-42

Weight 11.57 kg (25.51 lb)
Length 1,120 mm (44.1 in)
Cartridge 7.92x57mm Mauser
Action Recoil-operated, roller-locked
Rate of fire 1,200 rounds/min (varied between 900–1,500 rounds/min with different bolts)
Muzzle velocity 755 m/s (2,477 ft/s)
Effective range 1000 m
Feed system 50 or 250-round belt



Anti Tank Gun


German
Panzerfaust








Panzerschreck










Automatic Rifle

(STG) Sturmgewehr 44

Weight 5.22 kg (11.5 lb)
Length 940 mm (37 in)
Barrel length 419 mm (16.5 in)
Cartridge 7.92x33mm Kurz
Action Gas-operated, tilting bolt
Rate of fire 500-600 rounds/min
Muzzle velocity 685 m/s (2,247 ft/s)
Effective range 300 m
Feed system 30-round detachable box magazine
Sights Adjustable sights, rear: V-notch; front: hooded post

Maschinenpistole 43, Maschinenpistole 44 dan Sturmgewehr 44 (MP43, MP44 dan StG44) adalah senapan otomatis selective-fire yang dikembangkan oleh Jerman pada Perang Dunia II, dalam program Maschinenkarabiner (karabin mesin) mereka.

MP43, MP44, dan StG44 adalah senapan yang hampir serupa, dengan sedikit perbedaan pada produksi dan waktu pembuatan. Ketiganya dikembangkan dari Mkb 42(H). Perbedaan nama ini ada karena rumitnya penamaan senjata pada era Nazi Jerman. 'StG' adalah singkatan dari Sturmgewehr (senapan serbu, assault rifle), yang menggabungkan sifat-sifat karabin, submachine gun, dan senapan otomatis. Setelah dipakainya StG44, istilah ini menjadi lumrah untuk mendeskripsikan tipe senjata seperti ini.

Senapan ini memakai peluru 7,92 x 33 mm, yang juga dikenal dengan nama 7,92 mm Kurz (berarti 'pendek'). Peluru ini adalah modifikasi dari peluru standar 7,92 × 57 mm Mauser. Melalui kombinasi dengan kemampuan selective-fire, senjata ini menghasilkan semburan setingkat submachine gun, dengan akurasi dan daya setingkat senapan K98 Mauser pada jarak dekat. Walau begitu, StG44 memiliki jangkauan dan daya yang lebih rendah daripada senapan-senapan pada era itu. Karakter ini mengikuti hasil studi yang dipakai oleh Wehrmacht pada saat itu, yaitu bahwa hampir semua pertempuran terjadi pada jarak kurang dari 300 meter dan mayoritas kurang dari 200 meter. Senapan lain dianggap terlalu besar kekuatannya. Senjata StG44 berhasil membuktikan keunggulannya pada Front Timur sewaktu ia banyak dipakai dan dianggap lebih baik daripada senapan lain pada saat itu.

Sebelum memakai nama MP44 atau Stg 44,dia menyandang nama Maschinenkarabiner 43.Senapan tersebut pada awalnya tidak diresmikan oleh Hitler sebelum menunjukan aksinya di Front Timur.Setelah menunjukan kehebatanya,Maschinenkarabiner pun diresmikan oleh Hitler pada tahun 1943 dan mengganti nama menjadi MP43 dan kelak MP44 atau Stg 44. Sebenarnya pemakaian MP44 adalah "sembunyi-sembunyi" kalau-kalau Hitler akan tidak senang dengan senjata tersebut.Angkatan bersenjata Nazi yang menerima senjata tersebut pertama kali adalah, SS Schutzstaffel. Senjata ini pun menjadi favorit SAS Inggris apabila mereka kehabisan peluru Sten atau Brengun.Senjata ini pun dapat menjadi "Light Support Weapon" bagi SAS apabila Brengun mereka habis.






Konon..dari STG-44 inilah yang mengilhami Mikhail Kalashnikov utk menciptakan senapan legendaris AK-47..
===


FG-42, Paratroops Fallschirmjäger rifle


Weight: 4.2 kg (9.3 lb) (Ausführung "E")
4.95 kg (10.9 lb) (Ausführung "G")
Length: 945 mm (37.2 in) (Ausführung "E")
975 mm (38.4 in) (Ausführung "G")
Barrel length: 500 mm (19.7 in)
Cartridge: 7.92x57mm Mauser
Action: Gas-operated, rotating bolt
Rate of fire: Approx. 900 rounds/min (Ausführung "E")
Approx. 750 rounds/min (Ausführung "G")
Muzzle velocity: 740 m/s (2,428 ft/s) (SmK bullet)
Effective range: 450 m
Feed system: 10 or 20-round detachable box magazine
Sights: Iron sights (all models); flip-up front post and folding rear diopter sight; ZFG42 or ZF4 scope




FG-42 hampir sama dgn STG-44 hanya pelurunya setara dgn K98, dan hanya digunakan oleh pasukan Fallschirmjäger (Airbone).

Pict: Battle of Crete





===

HandGun

German
Luger P08 pistol


Weight : 1.92 lbs. (871 grams)
Length: 8.75 in. (222 mm)
Barrel length: 98 mm–203 mm (3.9 in–8.02 in.)
Cartridge: 7.65x22mm Parabellum, 9x19mm Parabellum
Action: Toggle-locked, short recoil
Rate of fire: Semi-automatic
Muzzle velocity: 350-400 m/s
Effective range: ~50 m (9mm)
Feed system: 8-round detachable box magazine, 32-round detachable drum
Sights: Iron sights




Walther P38


Weight: 800 g (1 lb 12 oz)
Length: 216 mm (8.5 in)
Barrel length: 125 mm (4.9 in)
Cartridge: 9x19mm Parabellum
Action: Short recoil, locked breech
Muzzle velocity: 365 m/s (1,200 ft/s)
Effective range: Sights set for 25 m (82 ft)
Maximum range: 50 m (164 ft) effective range
Feed system: 8-round detachable single-stack magazine
Sights: Rear notch and front blade post




Anti Tank Rifle

Solothurn S-18-1000 20 mm AT rifle (Swiss/German),
S-18-1100 for automatic type.


Weight 45 kg without magazine
Length 176 cm (85 inches)
Barrel length 92.5 cm (57 inches)
Cartridge 20 mm x 138 mm (Solothurn Long)
Caliber 20 mm
Action semi-automatic
Muzzle velocity 850 m/s
Feed system 10 rounds








Grenade

German
stick Grenades Model 24




Panzerwurfmine L. (Anti Tank Grenades)





Cumulative grenade for the pistol